Minggu, 11 Oktober 2015

Karakter Pemimpin Cerminan Rakyat?



Akhir-akhir ini Indonesia tengah dilanda carut-marut di berbagai sektor sendi kehidupan masyarakat. Ekonomi lesu, pembangunan melambat, kerusakan lingkungan dimana-mana, tentu masyarakat mnengah ke bawah yang paling merasakan dampak tersebut hingga berimplikasi pada meningkatnya kriminalitas. Nyawa manusia pun kini seperti tidak ada nilainya, selain karena faktor mencari sesuap nasi tetapi juga karena tingkat strees masyarakat yang tinggi.

Tapi, yang dilakukan pemerintah sejauh ini dinilai lambat dalam mengantisipasi dan merespon apa yang terjadi di negeri ini. Legislatif yang terdengar hanya grasak-grusuk menuntut peningkatan fasilitas dan tunjungan mereka, dimana mereka yang seharusnya menjadi penyeimbang dan pengontrol kinerja pemerintah? Dilain pihak, menteri satu ribut dengan menteri lainnya. Sedangkan, konflik KPK dan Polisi tak henti menghadirkan cerita konflik baru. Adanya ketidakpastian hukum dan tebang pilih hukum oleh aparat penegak hukum. Sebagai rakyat tentu kita geram akan hal tersebut dan menuntut pemerintah melakukan tindakan cepat untuk memulihkan keadaan ekonomi negeri ini.

Bila kita memperhatikan QS. Al An'am : 129, terdpat sebuah hikmah bahwa Allah ta'ala menjadikan pemimpin, penguasa dan raja segenap hamba-Nya berdasarkan jenis amal yang mereka kerjakan. Bahkan seolah-olah penguasa adalah cerminan dari perbuatan rakyatnya.

Ketika masyarakat berusaha memperbaiki dirinya, istiqamah dalam menjalankan kebaikan, Allah akan perbaiki mereka dengan Allah tunjuk para pemimpin yang memperhatikan kepentingan mereka. Sebagai ganjaran atas kebaikan yang telah mereka lakukan.

Sebaliknya, ketika masyarakat banyak melakukan kezaliman, kerusakan, tidak menunaikan kewajibannya, maka Allah akan tunjuk pemimpin yang zalim di tengah mereka. Pemimpin yang tidak memihak kepentingan mereka. Bahkan bisa jadi akan menindas mereka. Sebagai hukuman atas kezaliman yang dilakukan masyarakat. (Taisir al-Karim ar-Rahman, hlm. 273).

Ada sebuah ungkapan, amal perbuatan kalian, sejenis dengan pemimpin kalian. Sebagaimana karakter kalian, seperti itu pula bentuk kepemimpinan yang akan mengendalikan kalian.

Selain itu, telah Allah ingatkan dalan Q.S. Al Araf, berbagai kisah penduduk-penduduk terdahulu yang mengingkari ayat-ayat Allah, yang menyombongkan diri mereka, yang berbuat kezaliman & kerusakan di muka bumi telah Allah berikan kesempitan, kesengsaraan hingga siksaan.

Telah kita rasakan bersama baik dampak langsung maupun tidak langsung dari kemarau panjang. Orang BMKG menyebut hal ini terjadi akibat adanya gelombang El Nino di Samudra Pasifik, sebagai orang beriman seharusnya kita merenungi bahwa itu kehendak Allah, karena kita telah berbuat kerusakan di muka bumi-Nya. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kita tengah melambat, pakar ekonomi bilang sebagai dampak dari ekonomi global terutama dari Amerika dan China. Bagaimana tidak terjadi, kita telah berlaku tidak adil dengan berbuat curang dengan mengurangi takaran dan timbangan dari dagangan di pasar hingga aspal di jalanan. Belum lagi kemaksiatan dan lain lainnya yang menjauhkan diri kita dari Masjid. Naudzubillah...

Maka sesungguhnya solusi dari semua permasalahan dari negeri ini tersurat dalam Q.S. Nuh, 71: 10-13; yang artinya sebagai berikut:
"maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?"

Ya! Solusinya adalah beristighfar, kembali ke jalan Allah, taubat massal agar Allah memberkahi negeri ini. Kemudian, memohon agar Allah gantikan pemimpin-pemimpin zalim itu dengan pemimpin yang amanah yang takut akan Allah. Jangan lupa berdoa, tidak hanya untuk kepentingan hidup kita sendiri tapi juga doakan untuk kebaikan negeri ini.

Jangan sampai kita tergolong ke dalam orang-orang yang oleh Allah tutup hatinya dari pintu hidayah-Nya. Jazakumullah khairan katsiran wa jazakumullah ahsanal jaza. 

Catatan: jika Anda meremehkan hal ini, mungkin juga Anda tidak sepercaya itu tentang Tuhan Anda dan ajaran-Nya. Iqra ...!

*tulisan ini diilhami dari khutbah Idul Adha dan respon atas kegundahan para netizen tentang kondisi negeri ini :o) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar